Menulis Itu Semudah Berbicara



Menulis Semudah Berbicara

Dalam sebuah perkuliahan kami diminta maju menuliskan kendala dalam kepenulisan. Banyak yang kami tulis, sekitar sepuluh. Diantaranya adalah kami kesusahan untuk memulai menulis, kurang ide, lingkungan tidak mendukung, kehabisan kata-kata, butuh motivasi dan lain-lain.
Lucu bukan ternyata dalam kepenulisanpun butuh motivasi? Tapi memang demikian adanya di kelas kami waktu itu.
Setelah menuliskan kendala dan mengeluarkan keluh kesah kami, dosen meminta kami yang belum maju untuk menuliskan solusi atas kendala- kendala tersebut. Hasilnya semua kendala tersebut terjawab kecuali satu, butuh motivasi.
Bagi yang kekurangan motivasi, bukan tidak ada solusi yang dapat kami beri. Tetapi motivasi yang dibutuhkan oleh tiap individu berbeda. Kami tidak mungkin memberikan solusi yang bersifat individual untuk kami generalkan pada kasus yang demikian.
Jadi sebenarnya, bukan kita tidak bisa menulis, tapi karena kita tidak mau melawan penghamabat kita. Kendala tersebut adalah penghambat dan harus kita singkirkan.
Hidup itu pilihan, tergantung kita mau membawa kemana jalan hidup kita. Ketika dihadapkan pada jalan buntu, tinggal pilih diam ditempat, membuat inovasi mencari jalan pintas, atau kembali. Semua dikembalikan kepada kita. Kita sebenarnya punya solusi atas jalan buntu tersebut, tergantung mau dipakai atau tidak.
Menulis semudah berbicara. Memang demikian adanya. Cobalah duduk dan tulis apa saja yang ada dalam otak, jangan berhenti, kalau perlu tulis kebuntuan dalam otakamu tersebut. Setelah selesai, edit. Mudahkan?

Komentar

Postingan Populer